Posted by: ladypiano | 12/07/2012

I Luv Ngerumpi Becoz…


Di rumah kita ini, satu-satunya cara berkomunikasi dengan sesama penghuninya adalah menulis. Entah memposting artikel atau sekedar berkomentar atau juga me-rating.  Kemarin aku membaca lagi pesan di tembok dari Mbak Nienayu. Sehari sebelumnya, Nymph juga mengutarakan hal yang sama.

Mari bayangkan rumah kita ini sebuah rumah gadang besar dengan berbagai penghuni di dalamnya. Ada tiga bersaudara nenek riwil bin cerewet  berjuluk  The Moderators.  Ada single parent suaminya_ina (istrinya kemana yak? *joke om 😀 ) yang suka ingatkan delapan anaknya. Yang paling kecil si fraulen kyu dan kembarannya Eir  serta anak lakinya si nausseaX yang habis berbulan madu dengan  anak tetangga sebelah bernama mawarisa84. Sosok paling menghibur adalah si paman gembul yang cantik duduk di samping pak sopir.

Si kembar Kyu dan Eir ini kalau menulis cerpen benar-benar si cabe rawit rasanya kalau dibaca.  Langkah ini diturunkan oleh sang kakak, Eir, yang lahir berbeda hari. Ending cerpen Eir, begitu menyengat pada endingnya.  Anak kedua Aiu Rengganiz tipikal si pelit bicara. Sebaris/dua baris kalimat yang meluncur bagai titah ratu yang akan kita amini. Ngai anak ketiga, suka merapal mantera singkat namun menancap di hati. Inovasinya menggabungkan puisi dan gambar sungguh indah gaungnya. Anak keempat adalah si imut capella yang menulis bak pena Dewi Cinta. Yuken Kolmi Intan sebagai anak kelima, tak pernah lelah menggoreskan coretan-coretan tentang mesin cuci, opini kulit keriput, cerpen. Apapun akan dituliskan akibat pengaruh semua penghuni rumah. Penikmat Senja adalah nama anak keenam yang memiliki sifat kebalikan dengan kakak yang lain. Senang mengembangkan topik sederhana menjadi kian melebar.

Kiranya, rumah itu tidak sesepi yang dikira. Para tamu juga berdatangan. Rela mampir dan melongok ke dalamnya. Ingin tahu dan berkomentar .

Ada yang komentar wajah gambar tulisan sama seperti dirinya.

Ada yang komentar tetang mesin tiknya, padahal inti tulisannya toleransi kesalahan.

Ada juga yang komen melenceng banget dari topiknya.

Ada yang komentar satu kata berjuta makna.

Ada yang komentar sepanjang laut mati, tapi justru ditunggu-tunggu dan menghibur.

Rumah itu juga dihuni oleh para hantu. The Silent Readers. Jumlahnya konon mencapai ribuan orang per hari. Mereka belum berani bicara namun selalu ingin tahu. Selalu membaca.

Membagi pengetahuan itu tidak memandang usia, jenis kelamin, suka atau tidak suka. Membuat orang lain tersenyum dengan hasil karya saja sudah merupakan ibadah.

Jadi, yuk kita hangatkan lagi rumah kita. Hanya kita yang bisa membuat itu terjadi. Kita. Curhatlah. Berpuisilah. Meluculah. Galaulah. Rindukanlah. Bahkan postingan gaje pun akan kudengar. Seluruh semesta di langit pun akan membaca. Dan bila engkau lapar, akan kusediakan miayam yang juga pandai merusuh mengusir keheningan rumah kita.

I Luv Ngerumpi becoz ngerumpi is…….. ceriwizzzzz sekaleeeee (dengan segala kerepotan dan kerumitan sejak “renovasi” sistim 😀 😀 😀 ).

PS: Klik link untuk melihat karya mereka.

(Gambar dari sini)

Posted by: ladypiano | 09/07/2012

Dua Vote, Sejuta Do’a ?


Judul di atas adalah barisan kata yang meluncur dari mulut sahabatku. Saat itu, aku sedang jatuh cinta habis sama suara Regina Ivanova usai Grand Final Indonesian Idol 30 Juni 2012. Aku bertanya padanya, “Kamu pilih siapa?” Dia menjawab cepat, “Regina.”

“Udah vote Regina via sms?” tanyaku lagi.

“Udah dong. Aku juga suka banget sama suara dia. Semoga dia juara.”

“Udah vote berapa kali?”

“Dua!” jawabnya semangat.

“Dua? Kalau mau Regina juara, harus vote yang banyak dong. Minta dukungan temen-temen kamu ikutan vote juga gih!”

“Yah, Lad, vote dua kan plus sejuta do’a!”

Langsung aku ngakak mendengar pembelaannya. Lucu. Dia ingin Regina menang, usahanya cuma dua kali vote? Dibantu do’a? Iya, memang sih wajib dibarengi do’a juga. Tetapi, jika hanya vote dua kali apakah akan mengantarkan Regina menjadi juara? Enggak, kan? Fans fanatik Sean pasti beraksi juga.

Lantaran gemas dengan logika berpikirnya, aku jadikan dia korban “white campaign” yang pertama. Aku jelaskan begini, “Aku sudah vote sepuluh. Temen-temen aku rayu juga untuk vote. Mulai dari asisten di rumah, kakak, adik, keponakan, teman-teman (termasuk ngerumpiers hehehe…), teman kantor, OB, OG, para satpam, sampai dokter pun ku minta mem-vote Regina. Kalau mereka sukanya Sean, aku bilang okelah Sean bagus, tapi vote-nya buat Regina saja. Sekiranya rayuan gagal juga, setidaknya kita sudah berusaha dan beramal membuat mereka tersenyum.”

Andaikan Regina tidak berlatih vokal disertai sikap yang baik usai menyanyikan lagu Someone Like You, ditambah dia berdo’a siang malam tanpa bekerja keras lagi menaklukan lagu super sulit Listen, Making Love Out of Nothing At All atau And I am Telling You I’m Not Going, akankah sejuta do’anya menjadi jawara terkabul? Tidak. Sama sekali tidak! Sama absurd-nya jika mengklaim kita bisa tiba di garis finish tanpa melangkahkan kaki melewati garis itu sendiri.

Well, sampai hari ini, telingaku masih sering sekali mendengar orang mengeluh ini-itu lantaran mendapat tugas atau pekerjaan yang super duper tidak nyaman. Tidak “classy” job pokoknya. Bahkan ada insan yang enggan mengindahkan komentar baik orang lain. Lebih banyak keluhan yang terdengar ketimbang peningkatan prestasi kerjanya. Aku pun pernah mengeluh (dalam hati). Namun, aku lebih memilih cukup sekali mengeluh lalu berusaha keras seratus kali. Kemudian, seperti kata orang-orang bijak, kuiringi usaha itu dengan sejuta do’a memohon kekuatan dariNya.

Mungkin ada baiknya kita juga mengingat ungkapan Larry Bird (pemain basket terkenal NBA) : A winner is someone who recognizes God-given talents, works his/her tail off to develop them into skills, and uses these skills to accomplish his/her goal.

Yuk, kita buat impian itu menjadi kenyataan. Sumpah air mata haru bahagia tergenang saat impianku melihat Regina yang pantang menyerah menjadi juara Indonesian Idol 2012.

PS: Gambar dari sini.

Posted by: ladypiano | 06/07/2012

Alam Semesta


Kompas (27/6/12) memberitakan Suharyo Sumowidagdo, satu-satunya ilmuwan Indonesia yang kini bergabung di Conseil Europeen pour la Recherche Nuclearire (CERN) atau European Council for Nuclear Research di Geneva, Swiss. Reaksiku: wow Indonesia hebat! Soalnya, sejak lama aku tertarik dengan kehebatan CERN. Anda tahu siapakah penemu WWW (World Wide Web)? Penemunya adalah CERN di tahun 1989. Surprise? Yup! Aku juga surprise.

 

(Terowongan akselerator 27 km milik CERN)

Yang membuatku lebih tertarik dan terperangah adalah fasilitas terowongan akselerator pemercepat (penumbuk) partikel terpanjang di dunia milik CERN. Terowongan sepanjang 27 kilometer itu bernama Large Hadron Collider (LHC) yang melingkar 100 meter di bawah tanah, melewati perbatasan negara Swiss dan Perancis. LHC merupakah instrumen ilmiah paling besar dan paling rumit di dunia. LHC adalah akselerator partikel energi terbesar dan tertinggi di dunia. Dan, tanya, terowongan itu diklaim lebih dingin dari pada dinginnya luar angkasa.

 Inilah dalamnya LHC

(Inside: Large Hadron Collider)

Dan, tetiba saja hari kemarin (5/7/12), aku menemukan kehebatan lain ilmuwan CERN.

Di zaman SMP itu kita diajarkan bahwa Atom adalah partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi. Ternyata, Atom masih bisa dibagi lagi menjadi Proton, Neutron dan Elektron. Beberapa dasawarsa kemudian diketahui proton masih terbagi lagi menjadi Quark dan Gluon. Berakhir? Tidak! Ketika Quark-quark dan Gluon-gluon di dalam proton saling ditabrakan di LHC dan meledak dengan energi yang cukup, maka muncullah partikel Higgs Boson.

 

(Higgs Boson terdeteksi)

Higgs boson merupakan perantara yang kemungkinan membuat bintang, planet, dan kehidupan menjadi mungkin, dengan memberi massa untuk sejumlah partikel dasar. Ini juga dasar yang menyebut Higgs boson disebut “Partikel Tuhan” (saking euforianya kali ya, tapi yang pasti bukan, karena masih menyebut kata kemungkinan).

Jika dulu atom dianggap sebagai kunci terbentuknya alam semesta, maka kini kunci itu diambil alih (sementara) oleh Higgs Boson. Ya, sementara. Kelak, entah kapan, pasti akan ditemukan lagi bahwa Boson Higgs masih bisa terbelah lagi. Buktinya, fisikawan sejenius Stephen Hawking tidak percaya akan bisa ditemukan, ternyata dia salah!

Pernah bayangkan ukuran partikel? Atom itu jutaan kali lebih kecil sehelai rambut manusia. Proton itu seratus ribu lebih kecil dari atom. Quark? Hanya mampu ditandai sebagai “a point-like particle”. Ukuran Boson-higgs? Subhanallah… tak akan bisa kita lihat dengan mata telanjang, tapi keberadaannya nyata. Senyata angin yang tak terlihat tapi bisa dirasakan. Bukti keberadaan partikel Higgs ini terdeteksi saat melewati detektor LHC.

Sebagai orang yang beragama, menurutku Higgs Boson bukanlah partikel terkecil di alam semesta ini, karena pasti masih ada lagi yang lebih dan lebih kecil lagi. Hanya saja, manusia tidak dikaruniakan kemewahan untuk “melihat” semua itu. Seperti halnya kita yang tidak bisa “mengukur” batas alam semesta ini sebenarnya sebesar apa. Menghitung bintang pun kita masih memakai kata-kata “kira-kira”. Maha besar Allah dari segala ciptaanNya.

Alam semesta, matahari, bintang, rembulan

Semua datang sujud buatMu, menikam cinta paling dalam

(“Bingkai Mimpi – Ebiet G. Ade)

Gambar dari sini :

http://public.web.cern.ch/public/

http://www.internationalreporter.com/News-12293/new-particle-discovered-at-cern.html

http://www.guardian.co.uk/commentisfree/poll/2012/jul/04/cern-higss-boson-god-particle-poll

Older Posts »

Categories